Tidak Hanya Berdimensi Ibadah, KJRI di Jeddah Klaim Penyelenggaraan Haji Tingkatkan Devisa

By Admin

nusakini.com--Tidak dapat dipungkiri penyelenggaraan haji tidak hanya berdimensi ibadah semata, namun juga meningkatkan devisa negara. Bagaimana tidak, jumlah jemaah Indonesia yang meruoakan terbesar, yakni 221 ribu orang, merupakan potensi pasar yang mengagumkan. 

Konsulat Jenderal RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin menegaskan hal tersebut kepada tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah di kantornya. Menurut Hery, penyelenggaraan haji tidak sekedar ibadah, melainkan bisa menghasilkan devisa negara. “Haji bisa menghasikan devisa negara. Karena itu, kami mendorong peningkatan ekspor produk-produk Indonesia ke Arab Saudi," kata Hery belum lama ini.

Menurut Hery, bagi jemaah, ibadah haji adalah tujuan akhir, tapi bagi Pemerintah, ibadah haji adalah tujuan perantara (intervening goal). "Ibadah haji sangat strategis ditinjau dari berbagai aapek, " ungkapnya didampingi sejumlah homestaff KJRI Jeddah. 

Kebijakan Kementerian Agama yang mewajibkan penyedia katering pada musim haji tahun ini wajib menggunakan bumbu masak dari Indonesia, imbuh Hery, merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan produk Indonesia ke negeri kerajaan tersebut. 

Hery pun mengharapkan, beras yang pada musim haji tahun ini disuplai dari Thailand, pada tahun mendatang bisa dari Indonesia. Demikian juga ikan patin yang pada saat ini dipasok dari Vietnam, dia menginginkan berikutnya didatangkan dari Indonesia. 

"Sebenarnya bisa masuk ikan patin buat katering haji, kami sudah ada pembicaraan juga dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tapi karena waktunya terlalu mepet jadi belum bisa," pungkas pria kelahiran Indramayu, Jawa Barat, 24 Juni 1963 ini. 

Di sisi lain, menurut Gunawan, Bidang Ekonomi KJRI Jeddah, berdasarkan data statistik perdagangan, total perdagangan Indonesia-Arab Saudi periode Januari-Juni 2018 mencapai US$ 2,687 miliar atau naik 23,4 % dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang mencapai US$ 2,177 miliar. 

Total perdagangan migas, kata Gunawan, periode Januari-Juli 2018 senilai US$1,517 miliar, naik 41,19%, dibandingkan periode yang sama pada 2017dengan nilai US$1,074 miliar. 

"Total perdagangan nonmigas sampai dengan Juni 2018 mengalami kenaikan mencapai sebesar 6,07% dari US$ 1,103 pada Juni 2017 menjadi US$ 1,170 miliar pada periode yang sama pada 2018," terang Gunawan. 

Sebelum singgah di KJRI, Tim MCH Daker Makkah melakukan peninjauan sejumlah distributor dan retailer produk-produk Indonesia di Kakiyah, Makkah dan Jeddah. (p/ab)